Jumat, 25 Januari 2013

Fotometer, K3, oven, incubator

Diposting oleh AzizaH_smak di 20.15 0 komentar

Kelompok 1B.2
Rachmawati Atika Yuza (A.102.08.049)
Rakhel Yeska K (A.102.08.050)
Rizka Restya Sari (A.102.08.055)
Sakinah Nur Azizah (A.102.08.056)
FOTOMETER
          Prinsip kerja dari alat fotometer ialah sejumlah tertentu larutan logam disemprotkan ke dalam nyala. Pelarut kemudian akan menguap meninggalkan serbuk garam halus yang kemudian diatomkan. Intensitas emisi radiasi yang dipancarkan oleh unsur itu mempunyai hubungan dengan konsentrasi dari unsur tersebut. Atom - atom akan mengalami eksitasi bila mernyerap energi. Energi tersebut akan dipancarkan ketika atom tereksitasi dan kemudian kembali ke keadaan dasar sehingga detektor dapat mendeteksi energi yang terpancar tersebut.
Alat fotometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektrofotometer, yang membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Filter hanya digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dari gelombang lain. Penggunaan fotometer lebih sering digunakan untuk kebutuhan laboratorium klinis (analisa darah).
Fotometer terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
·         Selang aspirator
Selang aspirator berfungsi sebagai penghisap larutan yang akan diukur
·         Pompa peristatik
Pompa peristatik berfungsi untuk menyedot sampel yang berasal dari kuvet ke saluran pembuangan
Dikampus kita ada dua jenis fotometer yang digunakan yaitu
FOTOMETER 4010
FOTOMETER 5010
Walaupun dipasaran sana ada berbagai macam jenis-jenis fotometer, karena perawatan dan terus dikalibrasi maka fotometer itu masih berfungsi sampai sekarang dan hasil yang dikeluarkan akurat.
bagian-bagian fhotometer yang jenis sekarang :
  • Inkubator, berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu tertentu
  • Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis
  • Touchsreen, berfungsi untuk mengatur pengaturan alat
  • Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap
  • Kipas, berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang alat
  • Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat
  • Konektor RS-232, menyambung ke sumber arus listrik
  • Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel. Caranya adalah dengan menekan tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel sudah terhubungkan dengan selang aspirator
  • Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang
  • Kuvet, sebagai tempat sampel
  • Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator mengalir melalui kuvet menuju pembuangan. Selang ini bersifat elatis dalam mengalirkan sampel sehingga sampel tidak ada yang tersumbat dalam selang.
    Kalibrasi Fotometer
    Ketepatan panjang gelombang lakukan kalibrasi setiap 6 bulan, contoh dengan cara pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna yang timbul pada panjang gelombang tertentu, yaitu hijau kebiruan pada 500 nm, hijau terang pada 525 nm, kuning hijau pada 585 nm.
     
    Laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah guna meningkatkan ketrampilan pemakaian dan pemanfaatan alat-alat laboratorium. Tempat dengan segala kelengkapan peralatannya yang berpotensi menimbulkan bahaya kepada penggunanya.
    Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Tidak ada sesuatu di tempat kerja yang terjadi secara kebetulan tetapi karena ada alasan-alasan yang jelas dan dapat diperkirakan sebelumnya. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
    Fasilitas Perlindungan Pekerja (Praktikan)
    1. Jas Praktikum, merupakan pengaman langsung, terbuat dari bahan yang baik, yaitu tidak mudah terbakar, tidak berupa bahan konduktor listrik maupun panas, tahan bahan kimia.
    2. Ventilasi, desain laboratorium yang baik harus memiliki ventilasi yang cukup dan memadai dengan sirkulasi udara segar yang baik.
    3. Alat Pemadam Kebakaran, mutlak dimiliki setiap laboratorium karena kebanyakan laboratorium telah terhubung dengan arus listrik tegangan tinggi sebagai sumber energinya terhadap alat praktikum yang digunakan didalamnya
    Peningkatan Kemampuan Pekerja (Praktikan)
    Memberikan pengetahuan praktis kepada pekerja tentang prosedur penggunaan alat serta prosedur melakukan kegiatan laboratorium yang sesuai dengan penerapan keselamatan kerja.
    Penanganan Kecelakaan
    1. Penyediaan P3K, meskipun penerapan prosedur keselamatan kerja telah diberlakukan, bukan tidak mungkin terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.
    2. Pengadaan Tanda-tanda Peringatan Bahaya, mengurangi statistik kecelakaan dalam laboratorium dengan alarm, kode tertulis seperti poster dan sebagainya.
    Dalam pelaksanaan K3 laboratorium perlu memperhatikan dua hal yakni indoor dan outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, tata ruang dan alat, sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai penggunaan alat laboratorium.


INKUBATOR

suhu dan klembapan. Sering digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.
Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, funsi incubator dikategorikan kedalam dua macam yakni:
• Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu, kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal.
• Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek pengamatan.
Berbagai macam incubator diproduksi oleh perusahaan manufaktur dan beredar dipasaran dengan spsifikasi yang berbeda. Diantaranya yaitu incubator model CB 150 model incubator satu pintu dengan satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi dari incubator model CB 150.
Model CB 150
Exterior dimensions 680
Width (mm) Lebar (mm) 740
Height (incl. feet/roller) (mm) 919
Tinggi (termasuk kaki / rol) (mm) 1069
Depth (incl. panel) (mm) 715
Kedalaman (termasuk panel) (mm) 715
Wall clearance (mm) 50
Lebar 500
Tinggi 600
Kedalaman 500
Interior volume 150
Rak 08/03
Dimensi rak 471
Kelembapan konstan IP 20
Tegangan 230
Nominal power 1400
Konsumsi energi suhu 37 o C 140
Pengaturan akurasi (vol- %O2) 0.1

Dalam peruses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan yaitu:
1. Memasang Rak
• Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar. sangkutan di bawah mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan sangkutan samping ditempatkan di paling dalam
• Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan tekan sisi belakang dengan benar.
• Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan pasang dengan benar.
• Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang semua dengan benar.
• Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan terpasang di ketinggian yang sama.
• Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.

2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator
• Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana
• Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet
• Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.
• Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat. Jikai pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian tidak akan berjalan.

3. Menghubungkan steker induk
• Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam. Sambung steker induk pada saluran AC.

Tahap selanjutnya adalah pengoperasian incubator. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:
1. Pengaturan Pengaman Suhu
• Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman. Umumnya suhu yang diatur 10oCyang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
• Jangan menetapkan suhu pada 70 o C atau yang lebih tinggi

2. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali
• Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP” dan indikator suhu.
• Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.
• Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
• Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol “run/stop”. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya.
• Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol power. Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
• Jika tidak digunakan dalam waktu yang alam, matikan tombol power dan komponen serta cabut steker dari terminal AC.

3. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.
• Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur waktu.
• Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi. Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun penghentian.
• Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan pengendalian siap dimulai
• Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur otomatis akan berhenti.
• Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power untuk mematikan inkubator.
• Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut steker dari terminal AC.
Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada satu hal lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja yaitu:

1. Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja.

• Dangerous ( Berbahaya)
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
• Warning (Peringatan)
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
• Caution ( Perhatian)
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.
2. Warning Label ( Label Peringatan )
Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu ketentuan yang penting. Ketentuan yang terlampir dinyatakan sebagai di bawah pada label.

Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam meminimalisir kecelakaan kerja. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan.
1. Pengujian sambungan utama
sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan suatu tongkat. Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan normal. Jika tidak bekerja secara normal, hentikan operasi dengan segera dan hubungi agen. Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan listrik
2. Perubahan Dari Sekring
Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah sekring.
tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga dapat dikeluarkan oleh ujung obeng.
Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama . Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang logam.
Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat mungkin menyebabkan satu kecelakaan.
Jika sekring yang baru meletup segera setelah diubah . Hentikan pengoperasian dengan segera dan memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.

3. Perawatan
Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah. Jika diperlukan gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya.
OVEN

Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ÂșC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.
Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.

Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.


Perawatan

Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

Rabu, 09 Januari 2013

Diposting oleh AzizaH_smak di 19.45 0 komentar

Kelompok 1B.2
Rachmawati Atika Yuza (A.102.08.049)
Rakhel Yeska K (A.102.08.050)
Rizka Restya Sari (A.102.08.055)
Sakinah Nur Azizah (A.102.08.056)
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.

Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Proses sterilisasi dibagi menjadi dua yaitu sterilisasi basah dan kering. Sterilisasi basah yaitu sterilisasi yang menggunakan autoklaf dengan temperatur 121˚C  atau 0,15 Mpa selama 15-20 menit. Serilisasi kering yaitu yaitu sterilisasi yang menggunakan oven dengan temperatur 160-170 derajat Celsius selama kurag lebih 2 jam. Sterilisasi ditujukan agar terjadi denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya enzim yang digunakan untuk metabolisme bakteri dan perlakuan panas ditujukan untuk membunuh spora bakterinya. Sterlisasi pada medium dan alat-alat bertujuan untuk mencegah adanya bakteri yang tidak di inginkan dalam pembiakan.

Waterbath merupakan Oven laboratorium yang fungsi utamanya adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi.
Inkubator adalah Tempat menyimpan hasil penanaman mikroba.
cara kerja
  1. Hubungkan kabel power ke stop kontak.
  2. Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
  3. Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
  4. Sambil menekan tombol set, putarlah  tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga   mnencapai suhu yang di inginkan.
  5. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
  6. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.

Jumat, 25 Januari 2013

Fotometer, K3, oven, incubator


Kelompok 1B.2
Rachmawati Atika Yuza (A.102.08.049)
Rakhel Yeska K (A.102.08.050)
Rizka Restya Sari (A.102.08.055)
Sakinah Nur Azizah (A.102.08.056)
FOTOMETER
          Prinsip kerja dari alat fotometer ialah sejumlah tertentu larutan logam disemprotkan ke dalam nyala. Pelarut kemudian akan menguap meninggalkan serbuk garam halus yang kemudian diatomkan. Intensitas emisi radiasi yang dipancarkan oleh unsur itu mempunyai hubungan dengan konsentrasi dari unsur tersebut. Atom - atom akan mengalami eksitasi bila mernyerap energi. Energi tersebut akan dipancarkan ketika atom tereksitasi dan kemudian kembali ke keadaan dasar sehingga detektor dapat mendeteksi energi yang terpancar tersebut.
Alat fotometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektrofotometer, yang membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Filter hanya digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dari gelombang lain. Penggunaan fotometer lebih sering digunakan untuk kebutuhan laboratorium klinis (analisa darah).
Fotometer terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
·         Selang aspirator
Selang aspirator berfungsi sebagai penghisap larutan yang akan diukur
·         Pompa peristatik
Pompa peristatik berfungsi untuk menyedot sampel yang berasal dari kuvet ke saluran pembuangan
Dikampus kita ada dua jenis fotometer yang digunakan yaitu
FOTOMETER 4010
FOTOMETER 5010
Walaupun dipasaran sana ada berbagai macam jenis-jenis fotometer, karena perawatan dan terus dikalibrasi maka fotometer itu masih berfungsi sampai sekarang dan hasil yang dikeluarkan akurat.
bagian-bagian fhotometer yang jenis sekarang :
  • Inkubator, berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu tertentu
  • Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis
  • Touchsreen, berfungsi untuk mengatur pengaturan alat
  • Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap
  • Kipas, berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang alat
  • Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat
  • Konektor RS-232, menyambung ke sumber arus listrik
  • Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel. Caranya adalah dengan menekan tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel sudah terhubungkan dengan selang aspirator
  • Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang
  • Kuvet, sebagai tempat sampel
  • Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator mengalir melalui kuvet menuju pembuangan. Selang ini bersifat elatis dalam mengalirkan sampel sehingga sampel tidak ada yang tersumbat dalam selang.
    Kalibrasi Fotometer
    Ketepatan panjang gelombang lakukan kalibrasi setiap 6 bulan, contoh dengan cara pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna yang timbul pada panjang gelombang tertentu, yaitu hijau kebiruan pada 500 nm, hijau terang pada 525 nm, kuning hijau pada 585 nm.
     
    Laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah guna meningkatkan ketrampilan pemakaian dan pemanfaatan alat-alat laboratorium. Tempat dengan segala kelengkapan peralatannya yang berpotensi menimbulkan bahaya kepada penggunanya.
    Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Tidak ada sesuatu di tempat kerja yang terjadi secara kebetulan tetapi karena ada alasan-alasan yang jelas dan dapat diperkirakan sebelumnya. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
    Fasilitas Perlindungan Pekerja (Praktikan)
    1. Jas Praktikum, merupakan pengaman langsung, terbuat dari bahan yang baik, yaitu tidak mudah terbakar, tidak berupa bahan konduktor listrik maupun panas, tahan bahan kimia.
    2. Ventilasi, desain laboratorium yang baik harus memiliki ventilasi yang cukup dan memadai dengan sirkulasi udara segar yang baik.
    3. Alat Pemadam Kebakaran, mutlak dimiliki setiap laboratorium karena kebanyakan laboratorium telah terhubung dengan arus listrik tegangan tinggi sebagai sumber energinya terhadap alat praktikum yang digunakan didalamnya
    Peningkatan Kemampuan Pekerja (Praktikan)
    Memberikan pengetahuan praktis kepada pekerja tentang prosedur penggunaan alat serta prosedur melakukan kegiatan laboratorium yang sesuai dengan penerapan keselamatan kerja.
    Penanganan Kecelakaan
    1. Penyediaan P3K, meskipun penerapan prosedur keselamatan kerja telah diberlakukan, bukan tidak mungkin terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.
    2. Pengadaan Tanda-tanda Peringatan Bahaya, mengurangi statistik kecelakaan dalam laboratorium dengan alarm, kode tertulis seperti poster dan sebagainya.
    Dalam pelaksanaan K3 laboratorium perlu memperhatikan dua hal yakni indoor dan outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, tata ruang dan alat, sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai penggunaan alat laboratorium.


INKUBATOR

suhu dan klembapan. Sering digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.
Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, funsi incubator dikategorikan kedalam dua macam yakni:
• Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu, kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal.
• Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek pengamatan.
Berbagai macam incubator diproduksi oleh perusahaan manufaktur dan beredar dipasaran dengan spsifikasi yang berbeda. Diantaranya yaitu incubator model CB 150 model incubator satu pintu dengan satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi dari incubator model CB 150.
Model CB 150
Exterior dimensions 680
Width (mm) Lebar (mm) 740
Height (incl. feet/roller) (mm) 919
Tinggi (termasuk kaki / rol) (mm) 1069
Depth (incl. panel) (mm) 715
Kedalaman (termasuk panel) (mm) 715
Wall clearance (mm) 50
Lebar 500
Tinggi 600
Kedalaman 500
Interior volume 150
Rak 08/03
Dimensi rak 471
Kelembapan konstan IP 20
Tegangan 230
Nominal power 1400
Konsumsi energi suhu 37 o C 140
Pengaturan akurasi (vol- %O2) 0.1

Dalam peruses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan yaitu:
1. Memasang Rak
• Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar. sangkutan di bawah mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan sangkutan samping ditempatkan di paling dalam
• Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan tekan sisi belakang dengan benar.
• Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan pasang dengan benar.
• Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang semua dengan benar.
• Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan terpasang di ketinggian yang sama.
• Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.

2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator
• Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana
• Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet
• Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.
• Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat. Jikai pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian tidak akan berjalan.

3. Menghubungkan steker induk
• Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam. Sambung steker induk pada saluran AC.

Tahap selanjutnya adalah pengoperasian incubator. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:
1. Pengaturan Pengaman Suhu
• Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman. Umumnya suhu yang diatur 10oCyang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
• Jangan menetapkan suhu pada 70 o C atau yang lebih tinggi

2. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali
• Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP” dan indikator suhu.
• Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.
• Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
• Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol “run/stop”. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya.
• Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol power. Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
• Jika tidak digunakan dalam waktu yang alam, matikan tombol power dan komponen serta cabut steker dari terminal AC.

3. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.
• Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur waktu.
• Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi. Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun penghentian.
• Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan pengendalian siap dimulai
• Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur otomatis akan berhenti.
• Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power untuk mematikan inkubator.
• Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut steker dari terminal AC.
Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada satu hal lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja yaitu:

1. Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja.

• Dangerous ( Berbahaya)
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
• Warning (Peringatan)
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
• Caution ( Perhatian)
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.
2. Warning Label ( Label Peringatan )
Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu ketentuan yang penting. Ketentuan yang terlampir dinyatakan sebagai di bawah pada label.

Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam meminimalisir kecelakaan kerja. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan.
1. Pengujian sambungan utama
sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan suatu tongkat. Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan normal. Jika tidak bekerja secara normal, hentikan operasi dengan segera dan hubungi agen. Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan listrik
2. Perubahan Dari Sekring
Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah sekring.
tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga dapat dikeluarkan oleh ujung obeng.
Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama . Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang logam.
Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat mungkin menyebabkan satu kecelakaan.
Jika sekring yang baru meletup segera setelah diubah . Hentikan pengoperasian dengan segera dan memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.

3. Perawatan
Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah. Jika diperlukan gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya.
OVEN

Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ÂșC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.
Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.

Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.


Perawatan

Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

Rabu, 09 Januari 2013


Kelompok 1B.2
Rachmawati Atika Yuza (A.102.08.049)
Rakhel Yeska K (A.102.08.050)
Rizka Restya Sari (A.102.08.055)
Sakinah Nur Azizah (A.102.08.056)
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.

Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Proses sterilisasi dibagi menjadi dua yaitu sterilisasi basah dan kering. Sterilisasi basah yaitu sterilisasi yang menggunakan autoklaf dengan temperatur 121˚C  atau 0,15 Mpa selama 15-20 menit. Serilisasi kering yaitu yaitu sterilisasi yang menggunakan oven dengan temperatur 160-170 derajat Celsius selama kurag lebih 2 jam. Sterilisasi ditujukan agar terjadi denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya enzim yang digunakan untuk metabolisme bakteri dan perlakuan panas ditujukan untuk membunuh spora bakterinya. Sterlisasi pada medium dan alat-alat bertujuan untuk mencegah adanya bakteri yang tidak di inginkan dalam pembiakan.

Waterbath merupakan Oven laboratorium yang fungsi utamanya adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi.
Inkubator adalah Tempat menyimpan hasil penanaman mikroba.
cara kerja
  1. Hubungkan kabel power ke stop kontak.
  2. Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
  3. Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
  4. Sambil menekan tombol set, putarlah  tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga   mnencapai suhu yang di inginkan.
  5. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
  6. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.

 

AzizaH miracle Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates